Review : The Chef

0

The Chef

The Chef – “Secarik resep kenangan yang hilang.”

Penulis : Hanna Enka

Editor : Ainini

Penata Isi : Violet V

Desain Kover : Ann_Retiree

Tebal : 288 hlmn

ISBN : 978-602-255-689-3

Penerbit : MAZOLA, 2015

***

“Apa kau baik-baik saja?”

“Apa yang kau lakukan sendirian di sini?”

“Sepertinya perasaanmu sedang tidak baik.”

“Jangan bersedih. Segala sesuatunya di dunia ini bisa datang dan pergi sesuka hati. Terkadang kita harus merelakan. Karena tidak ada yang abadi. Manusia tidak boleh hidup dalam kelam. Mereka harus melangkah maju, mencari arah cahaya yang mampu menopang mereka kembali melihat dunia.”

“Kau lihat langit itu, bukan? Cerah. Jadi, semangatlah! Seperti langit. Jangan membuatnya berawan, apalagi mendung.”

Feba tak mengeluarkan sepatah kata pun sampai lelaki itu berdiri dari tempatnya duduk, menepuk pelan pundaknya seolah memberikan pesan, Semua akan baik-baik saja, lalu berlalu bersama angin musim semi.

***

  • Kesan yang Zen harapkan saat ingin membaca buku ini.

Kesan, ya? Kesan? Hmmm… Setelah melihat kover novel tersebut yang ada dipikiran Zen yaitu: “Wah, another cooking stories! Kira-kira lebih bagus ‘gak ya daripada novel Resep Cinta dan Resep Cherry-nya Primadona Angela.” Dan, voila, langsung pusing di halaman pertama. Ehe.

  • Kesan yang Zen dapatkan setelah membaca buku ini.

Kesan, ya? Kesan? Hmmm… Setelah melahap habis bab demi bab, sampailah Zen pada keputusan hati: “Wah… Qrend ntap banget ini novel. Bahasanya mengalir begitu saja. Hanyut-hanyut enak. Coba daku bisa bikin novel sehebat ini.”

Samar-samar novel ini mengingatkan Zen tentang cerita sebuah komik Jepang, dan ketika sampai pada klimaksnya, kecurigaan Zen terbukti benar. The Kitchen Princess mungkin menjadi sumber inspirasi Mbae Hanna Enka untuk menulis novel ini.

Menurut Zen, novel ini memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya yaitu ada beberapa kalimat yang harus bisa dibaca dengan satu tarikan napas. Contohnya, “Feba merasa masa lalunya seolah-olah kembali berjalan menghampiri begitu ia menginjakkan kaki di Bandara Internasional Miami setelah memakan waktu sekitar dua puluh enam jam dari Bandara Soekarno Hatta.”

Bukankah bisa dipersingkat dengan, “Feba merasa masa lalunya kembali menghampiri, tepat ketika kakinya menginjak Bandara Internasional Miami setelah dua puluh enam jam mengangkasa dari Bandara Soekarnoe Hatta.”

Ya, ‘kan?

  • Intisari dari buku ini adalah…

Tentang seorang Feba—mahasiswi jurusan kuliner di salah satu universitas di Miami, Amerika Serikat—yang kembali ke Miami untuk meniti karir sekaligus mencari “Pangeran Puding” setelah lima tahun di Indonesia. “Pangeran Puding” adalah lelaki yang pernah satu jurusan dengannya dulu di bangku universitas.

Banyak hal manis, menggigit serta berwarna-warni persis Rainbow Soda kreasinya yang ia alami di bawah langit Miami. Kebaikan hati, perjuangan untuk mendapatkan cinta sang pangeran, kebimbangan, hadirnya cinta yang lain, pedihnya kompetisi, serta perihnya jiwa ketika mengetahui orang yang paling ia sayangi kini berada di ambang hidup dan mati mampu dikemas dengan apik di dalam novel ini.

  • Tokoh-tokoh yang ditonjolkan dalam buku ini beserta karakternya yaitu sebagai berikut :
    • Feba, gadis keturunan Indonesia-Prancis yang berhati baik dan tidak mengenal kata menyerah.
    • Demian, pemuda berdarah Inggris yang mampu membuat Feba menangis. Kebaikan hatinya sering tertutupi oleh gengsi. Ehe.
    • Rein, kakaknya Demian. Matanya yang berwarna pirus sangat mirip dengan ciri-ciri “Pangeran Puding” yang Feba ingat. Mungkinkah…?
    • Sienna, model yang juga teman sejak kecil Demian dan Rein. Ia membenci Feba teramat sangat karena Feba menyukai salah satu dari teman masa kecilnya.
    • Jane, teman satu hotel Feba yang juga seorang fashion designer. Baik hati dan usil, selalu mengolok-olok Feba tentang “Pangeran Puding”-nya.
    • Henry dan Ody sebagai bos dan partner Feba. Henry yang kebapakan dan Ody yang sudah Feba anggap saudara lelakinya sendiri telah banyak membantu Feba di Miami.
    • Nenek Sarah, orang yang mengasuh Feba sejak orang tuanya meninggal. Mencintai Feba seperti mencintai anaknya sendiri. Nenek Sarah juga pengelola sebuah panti asuhan bernama Serumia.
  • Alur ceritanya…

Maju mundur. Maju mundur cantik ulala kamu sih julit maksimal makanya Allah murka. Hestekapasih.

  • Ending-nya…

Happy ending, yay! Emang novel-novel happy ending itu kayak ada manis-manisnya gitu.

  • Manfaat yang Zen peroleh…

Alhamdulillah jadi lebih tahu Miami seperti apa, kayak bagaimana. Alhamdulillah cita-cita jadi chef makin membara, merona, mengangkasa. Alhamdulillah keinginan untuk berkarya makin kuat. Alhamdulillah.

  • Kalau Zen bertemu dengan sang penulis…

Ingin mastiin aja, bener ‘gak sih novelnya terinpirasi sama komik yang udah diberi tahu di atas. Mastiin good. Ehe.

Sukses terus buat Mbae-nya!

  • Rating

Bintang 2

Selamat atas dua bintangnya : )))))

  • Perjuangan

Untuk mendapatkan novel ini Zen harus mengikuti kuis yang diadakan oleh Penerbit Divapress. Ehe. Alhamdulillah gratisan. Terima kasih Divapress.