Review : Tiger On My Bed

4

Tiger On My Bed

Tiger On My Bed

Penulis : Christian Simamora

Editor : Dini Saraswati

Designer Sampul : Dwi Anissa Anindhika

Penata Letak : Gita Mariana

Ilustrasi Isi : Mailoor

Penerbit : TWIGORA

ISBN : 978-602-70362-4-6e

Cetakan : I (Desember, 2015)

Jumlah Halaman : 396 hlmn

*

šBLURB›

“UNTUK MENARIK PERHATIAN LAWAN JENISNYA, HARIMAU BETINA BISA MERAUNG SAMPAI 69 KALI SELAMA 15 MENIT.”

Jai harus mengakui, Talita Koum Vimana membuatnya sangat penasaran. Dia duduk di pangkuan Jai, membuainya dengan suara tawanya, dan bahkan tanpa ragu mengkritik kemampuannya merayu lawan jenis. Hebatnya lagi, semuanya terjadi bahkan sebelum Jai resmi berkenalan dengan Tal.

“SELAYAKNYA TARIAN, HARIMAU JANTAN DAN BETINA MELAKUKAN MELAKUKAN KONTAK FISIK SATU SAMA LAIN, DISERTAI SUARA RAUNGAN DAN GERAMAN.”

Jujur saja, alasan utama Tal mendekati Jai justru karena dia sama sekali bukan tipe idealnya. Dia dipilih karena alasan shallow: indah dilihat mata, asyik diajak make out. Jenis yang bisa dengan gampang ditinggalkan tanpa harus merasa bersalah.

“TAHUKAH KAMU, SETELAH PROSES KAWIN SELESAI, HARIMAU JANTAN SELALU MENINGGALKAN BETINANYA?”

Tiger arrangement, begitu keduanya menyebut hubungan mereka. Dan ketika salah satu pihak terpikir untuk berhenti, pihak lain tak boleh merasa keberatan. Jai dan Tal menikmati sekali hubungan kasual ini. Tak ada tanggung jawab, tak ada penyesalan… sampai salah satu dari mereka jatuh cinta.”

*

“Sebelum benar-benar patah hati, kau tak akan pernah menyadari seperti apa kau ingin dicintai.”

Diawali dengan kandasnya pertunangan Talita dan Rizal karena orang ketiga yang juga adalah wedding organizer mereka. Tal yang masih belum bisa sepenuhnya move on dipaksa oleh teman-temannya, Yana dan Fika, untuk mencari seorang rebound. Rebound yang dimaksud adalah partner seks semata, tanpa ada perasaan yang tersangkut paut, murni demi pemuasan berahi.

Bahasa kerennya No String Attached.

Jai, yang resmi dijadikan target rebound Tal pada suatu malam, awalnya menolak untuk mengiyakan tawaran Tal membuat Tiger Arrangement. Terinspirasi dari perilaku harimau jantan yang langsung meninggalkan betina setelah proses kawin. No muss, no fuss.

Namun, Jai Birksted akhirnya menerima juga untuk ikut serta ke dalam permainan Talita Koum Vimana, walau ia tahu segala aksi pasti berbalik reaksi. Akan ada konsekuensi di setiap keputusan yang ia buat. Dan selalu ada kemungkinan sakit yang teramat sangat itu akan ia rasakan kembali.

Pada awalnya semua berjalan lancar. Baik Tal maupun Jai sama-sama menikmati kebersamaan mereka. Namun, entah bagaimana, salah satu harimau tiba-tiba ingin menjadi buaya.

Akankah salah satu dari mereka sanggup merisikokan semua yang ada demi kesempatan untuk melipatgandakannya? Atau apakah karena mereka berdua memiliki keinginan berbeda maka perjanjian itu akan diusaikan dan lalu melahirkan perpisahan?

“Dia tak akan rindu hanya karena kehilangamu. Dia baru merindu saat kau benar-benar melupakannya.”

Ataukah sang mantan nu mirip kulincir Rudi Kawilarang akan kembali ke pelukanku dan membebaskan hati ini dari jerat rindu yang tak berkesudahan akibat bahamna nu bau ohmaigod siga kelek Aurel?

#ayojawabkumahasia

Dari awal membaca buku ini, bahkan sebelum berkenalan dengan Talita Koum Vimana, saya sudah dibuat jatuh cinta. Begitu banyak printilan yang disuguhkan Bang Chris dengan konsep unik dan lain daripada yang lain.

Bayangkan, prolog dibuat tepat di lembar pertama, baru diikuti dengan identitas buku, lalu tanda tangan Bang Chris sendiri lengkap dengan PUPUNEWE CIWIKEKE, tagline khasnya yang meski sudah saya google, tetap nggak ketemu artinya. Kemudian ada trivia, quote-quote dan word of the day di setiap bab baru lengkap dengan ilustrasinya yang aseli keren!

Kovernya sendiri terbilang khas Bang Chris banget. Penuh dengan sentuhan-sentuhan lux dan glam-nya. Sangat matching dengan isi buku yang sedikit-banyak bertebaran merek-merek yang saya tak mengerti. Ehe. Kumahpatuh, cuma butiran beleq : (

Walaupun begitu, ‘butiran beleq’ yang sok tahu ini telah menemukan sesuatu yang menarik untuk di bahas, yaitu penokohannya. Setelah dua kali pernah mengkritik cara penokohan dua penulis berbeda (lihat review saya sebelumnya), pada novel karya Bang Chris ini saya sama sekali tak menemukan kekurangan. Semuanya PERFECT!

Karakteristik Tal dan masa lalunya mempunyai andil besar di dalam cerita. Pun karakteristik Jai juga masa lalunya. Tidak ada yang sia-sia, ataupun hanya dijadikan selingan. Ini bukti kalau penulis telah melakukan riset yang cukup baik dan mempunyai konsep karakter yang mumpuni.

Tokoh-tokoh pendamping pun mempunyai role-nya masing-masing. Sekali lagi tidak ada yang hanya menjadi selingan. Yana dan Fika yang merefleksikan makna sahabat begitu terperinci namun tak berlebihan. Kakak Jai dan juga ayah Tal yang walaupun hanya muncul sesekali namun membawa impact yang cukup pada kisah masing-masing dari mereka. Intinya mah, Bang Chris sukses besar di dalam novel ini. Its sucha goodah job!!!

Tema yang diangkat juga tak biasa. Well, sebenarnya saya pernah menonton film ‘The Awkward Moment’ yang juga punya jalan cerita yang mirip, walau tentu tidak semuanya. Meskipun begitu, ide cerita no string attached ini bisa dibilang tidak biasa.

Alur maju-mundur cantique yang digunakan oleh Bang Chris sangatlah sukses. Apalagi saat flashback scenes, beliau menggunakan font style yang berbeda. Memudahkan pembaca untuk mengidentifikasi mana yang kilas balik ataupun yang tengah terjadi. Well, bagi saya pribadi bikin pusing ketika membacanya. Ehe. Soalnya font berbeda itu agak nganu.

Tokoh, check. Tema, check. Alur, check. Yang tersisa hanya latar dan sudut pandang yang tak perlu dikomentarin karena udah tak bercela. Bagus! Ehe.

Ah, iya! Karena Bang Chris mempunyai trivia tentang ‘Tiger On My Bed’, saya jadi terinspirasi untuk membuat Trivia About Tiger On My Bed’s Review, ceqdisawt!

  1. Saya paling suka bagian di thanks to yang “I love you with all my but. I want to say my heart, but my butt is bigger.” LOOOL
  2. Saya jadi belajar banyak kosakata baru, for example: ngewer-ngewer, hyphenate, eye fucking dan masih banyak lagi.
  3. Awalnya saya kira dua harimau yang saling berhadapan di setiap akhir cerita itu beha.
  4. Di halaman 77, yang benar itu ‘DSLR’, bukan ‘DLSR’
  5. Di halaman 81, ‘padatema’ seharusnya ‘pada tema’
  6. Di halaman 94, “Talmenariknapasdalam-dalam,lalumengembuskannya’ itu entah karena kesalahan teknis, atau memang lupa dikasih spasi (yang terakhir kayaknya nggak mungkin deh untuk penulis sekaliber Bang Chris) jadi terasa agak mengganggu.
  7. Di halaman 146 ada kekurangan dalam penggunaan tanda kutip tepat sebelum kalimat ‘G-gue harus…’
  8. Masih di halaman 146, yang benar ‘make out’, bukan ‘makeout’
  9. Saya baru tahu kalau pemadat itu sinonim pemakai heroin, ehe.
  10. Di halaman 187, yang benar ‘foreplay’ bukan ‘roreplay’.
  11. Who gives a damn about typo? When you disuguhkeun cerita cinta macam Tal dan Jai, itu semua bagai butiran-butiran belek dalam arti harfiah. Ehe. Once again, good job Bang!!!

Honestly, membaca buku ini seperti membaca hot-nya buku Jakarta Undercover 1 & 2. Dan tentu saja tanpa merasa bosan, karena dibuat ‘tegang’ selalu. Ehe. Genre ini pernah saya baca di ‘Viscount Who Loved Me karya Julia Quinn’, dan Bang Chris did it even better! Whoa!

Dengan beberapa kali adegan seks yang uhlala, saya menyadari kalau diksi dan penggambaran yang dilakukan oleh Bang Chris itu dirty but clean. And indeed, clean but dirty.

And because of all the majestic things above, THIS BOOK DESERVE THESE STARS!

#OOOWWW

Bintang 4

Can’t wait for your next book, Bang!